Cerita Horor : Desa Terkutuk

 DESA TERKUTUK


Di suatu daerah yang terdapat di kabupaten M terdapat sebuah desa yang letakknya cukup terpencil. Letaknya yang terpencil membuat akses jalan menuju desa itu cukup sulit untuk di lalui mobil. Jalanannya yang sempit serta belum diaspal membuat jalan itu sasngat licin ketika hujan dan berdebu ketika kemarau. Desa itu merupakan desa terakhir sebelum memasuki kawasan hutan di kota tersebut.


Kehidupan di desa tersebut bisa dikatakan sangat asri dan bahagia. Para warga masih menjunjung tinggi gotong royong dan saling membantu satu sama lain. Dikarenakan tempatnya yang terpencil dan sangat jauh dari desa lain, desa itu belum mendapatkan listrik. Setiap hari warga menggunakan generator untuk menyalakan pelatan listrik. Tetapi generator hanya dinyalakan dari jam 10.00 pagi sampai pukul 17.00 sore saja. jadi ketika malam tiba waarga desa sehari - hari menggunakan obor dan lampu petromax sebagai penerangan ketika malam hari. Terkesan jadul dan jauh dari kemajuan teknologi masa kini. Tetapi hal itu tidak membuat warga desa sedikitpun merasa kesulitan untuk melakukan kegiatannya sehari - hari seperti biasa. Bahkan bisa dikatakan bahwa mereka terlihat jauh lebih bahagia daripada kita yang tinggal di perkotaan.


Di desa itu hiduplah seorang perempuan cantik bernama Sari. Ia berasal dari kota yang akhirnya memutuskan untuk pindah ke desa terebut. Dia besar di kota dengan segala kebiasaannya yang awalnya sangat susah untuk ditinggalkan. Sari menikah dengan salah satu pemuda dari desa itu. Dia mengenalnya ketika sari melakukan kegiatan KKN semasa kuliah. Sebelum menikah sari juga kebetulan bekerja pada perusahaan yang memfasilitasi sektor pertanian yang ada di desa tersebut. Dari sanalah sari bertemu lagi dengan pria yang sempat membuatnya jatuh hati semasa kuliah. Dia adalah Robi, pemuda yang membuat sari jatuh hati saat menjalani kegiatan KKN di desa itu. Robi bekerja di perusahaan temoat sari juga bekerja sebagai sopir. Mulai dari situ sari kembali menaruh perasaan kepada robi. Setelah kembali berkenalan dan menjalin hubungan selama 3 tahun mereka akhirnya memutuskan untuk menikah dan tinggal di desa tersebut.


Awalnya sari sulit untuk beradaptasi tinggal di desa itu dikarenakan kebiasaan tinggal di yang sehari hari membutuhkan barang - barang elektronik. Tapi setelah 2 bulan menikah akhirnya sari mulai terbiasa dengan kondisi tersebut. Untuk membantu suaminya, ketika pagi setelah sari melakukan kewajibannya sebagai ibu rumah tangga dia mengambil pekerjaan freelance yang memang waktunya lebih fleksibel. Sari memanfaatkan listrik yang ada ketika jam 10.00 pagi untuk bekerja. Sari menjalani hari - harinya seperti biasa dan bahagia.


Sampai suatu akhirnya dia bertemu dengan seorang nenek - nenek yang belum pernah ia temui selama tinggal di desa itu. Dengan rasa penasaran ia menanyakan kepada suaminya. "Siapa nenek itu kok aku belum pernah melihatnya disini?" ucap sari kepada suaminya. "Oh, itu nenek ira memang kamu mungkin belum pernah bertemu dengannya soalnya memang dia agak dikucilkan dari desa, aku juga gak tau kenapa dia dikucilkan tapi setiap kutanyakan kepada tetua desa mereka selalu bilah bahwa nenek ira adalah penyelamat kita" jawab suaminya. Mendengar penjelasan dari suaminya sari masih bingung tapi tidak mau membahasnya lebih lanju. DIa masih terbayang - bayang perataan suaminya, apa maksut bahwa nenek ira adalah penyelamat desa.


Sari pun menjalani kehidupan sehari - harinya seperti biasa dan masih terbayang perkataan suaminya tempo hari. Sampai akhirnya sari tidak ingin tinggal lagi di desa itu.


Suatu malam sari terbangun dari tidurnya dengan perasaan yang tidak enak. Ia merasa ada yang menganggu tidurnya namun di sekitarnya tidak terlihat ada siapapun hanya ada suaminya saja yang sedang tidur pulas di sampingnya. Sari mencoba untuk kembali tidur, tapi ia tetap merasa gelisah dan tidak bisa tidur. Akhirnya ia memutuskan untuk pergi ke dapur untuk membuat susu dengan niat setelah meminum susu ia tidak akan merasa gelisah lagi dan bisa tidur. Dengan hanya ditemani lampu petromax sebagai satu - satunya penerangan ia berjalan ke dapur sendirian. Suasana malam itu begitu hening, hanya ada suara jangkrik dan katak yang saling bersahutan di tengah keheningan malam. Singkat cerita sari sudah selesai minum susu dan makan makanan ringan dan beranjak ke tempat tidur untuk beristirahat. 


Beberapa jam kemudian, Sari terbangun lagi dari tidurnya karena merasa ada suara yang aneh di luar rumahnya. Suara tersebut terdengar seperti suara orang yang menangis dan berteriak minta tolong. Sari mencoba membangunkan suaminya untuk menemaninya melihat keluar rumah. Tetapi suaminya yang sudah terlanjur tertidur dengan pulas sangat susah untuk dibangunkan. Sari pun akhirnya memberanikan diri untuk melihat sendiri keluar untuk melihat apa yang terjadi.


Betapa terkejutnya Sari melihat dengan apa yang dilihat mata kepalanya sendiri. Sari melihat sosok wanita tua yang mengenakan baju putih dan berambut panjang serta menggantungkan tubuhnya di pohon besar. Wanita tersebut terlihat seperti nenek Ira. Nenek - nenek itu berteriak dan menangis seolah - olah ia sedang dalam kesakitan yang luar biasa. Sari yang merasa takut dan tidak berdaya hanya bisa melihat dari kejauhan.


Dengan ketakutan Sari berteriak meminta bantuan. Suara teriakan Sari yang cukup keras membangunkan suami dan tetagganya. Mereka menghampiri sari yang duduk terdiam lemas di teras rumahnya. Suami Sari menanyainya apa yang sebenarnya terjadi. Akhirnya sari menceritakan apa yang ia lihat kepada suami dan tetangganya, bahwa dia melihat sosok wanita tua yang menyerupai nenek Ira menggantungkan tubuhnya di pohon besar dan berteriak kesakitan.


Tetangganya yang juga merupakan salah satu tetua di desa tersebut menjelaskan kepada Sari bahwa sosok wanita tersebut adalah tumbal dari ritual kejahatan shiri yang dilakukan oleh orang - orang di desa itu demi terhindar dari musibah. 


Menurut suaminya, ia pernah mendengar cerita bahwa tumbal itu harus dijadikan sebagai korban untuk memenuhi permintaan makhluk ghaib yang dianggap sebagai penguasa desa itu. Tumbal tersebut akan terus mengemis untuk disembuhkan, namun tidak ada yang bisa membantunya karena ia sudah menjadi tumbal yang dibrikan sebagai pengorbanan.


Dari penjelasan suamiya tersebut Sari paham maksud perkataan suaminya waktu itu bahwa nenek Ira adalah penyelamat desa. Ternyata nenek Ira dijadikan tumbal oleh tetua desa itu supaya warga desa bisa hidup damai dan terhindar dari musibah.


Sari yang merasa takut dan terancam, akhirnya memutuskan untuk segera pindah dari desa tersebut. Namun, kejadian tersebut selalu menghantui pikirannya dan ia selalu merasa bahwa ia masih merasakan kehadran sosok wanita tumbal itu di sekitarnya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perplexity AI: Sang Penantang Google yang Menggebrak Dunia Teknologi

Mengapa Pemakan Bangkai Tidak Sakit Perut? Ini Rahasianya!

Film Knock Knock : Tindakan Baik yang Berubah Jadi Petaka